Bicara tentang pola asuh tentu tidak bisa instan. Dibutuhkan proses serta waktu agar melihat keberhasilan dari sebuah pola asuh.
“Love Your Children – Relasi Hati Masa Pandemi Orang Tua dan Anak” merupakan tema yang diangkat dalam webinar GBI Ecclesia yang disiarkan melalui Youtube Channel GBI Ecclesia, Kamis (6/8/2020) malam. Hadir sebagai pembicara utama Dr. Jarot Wijanarko.

Dalam pemaparannya, Jarot menjelaskan saat ini orang tua harus benar-benar waspada terhadap tumbuh kembang anak. Sebab, ada banyak pergaulan di luar sana yang bisa merusak moral. ”2 Timotius 3:1-2. Secara garis besar, ayat tersebut menceritakan tentang kedatangan masa sukar. Masa sukar yang dimaksud seperti adanya gap generasi, cinta uang, berita hoaks dan sebagainya,” ungkapnya.
Orang tua, lanjut Jarot harus konsen terhadap pertumbuhan anak terutama terhadap anak yang kecanduan gadget dan pornografi. Konten berbau pornografi saat ini sangat mudah diakses, salah satunya melalui Youtube. “Gadget memang tidak bisa dihindari. Hati-hari ada 2 yang berbahaya yaitu game kekerasan dan pornografi,” ungkapnya.
Jarot mengatakan orang tua juga harus mampu membangun relasi hati. Anak harus diajarkan agar bisa memiliki relasi yang baik dengan Tuhan dan orang tua. “Intinya anak harus merasakan bahwa bermain bersama orang tua adalah mengasyikan. Orang tua juga harus mendidik anak mengenal Tuhan secara pribadi sejak usia dini,” jelasnya.
Relasi hati, kata Jarot bisa dibangun melalui mezbah keluarga rutin setiap hari. Mezbah keluarga dapat membuat moral anak terbentuk dengan baik agar tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif. “Sejak kecil anak harus sering diajak mezbah keluarga. Mezbah keluarga perlu dibiasakan agar anak mampu merasakan kehadiran Tuhan,” kata pemilik Happy Holy Kids.

Lebih jauh, orang tua juga harus mampu memberikan cinta kasih secara tulus kepada anak. Orang tua saat ini harus bisa menjadi sahabat bagi anak-anaknya. Untuk mewujudkannya, dibutuhkan kedekatan. “Sahabat yaitu menjadi pendengar yang baik atau pemberi masukan yang positif,” ungkapnya.
Anak pun harus dididik agar memiliki gambar diri yang baik. Gambar diri erat kaitannya dengan perilaku dan masa depan sang anak. Ketika gambar diri baik, maka masa depan anak akan baik juga. “Fenomena zaman now, konsentrasi (anak) pendek, tidak fokus, akademik jelek,” paparnya dan menjelaskan gambar diri yang penting ditanamkan adalah gambar diri bahwa manusia seperti gambarnya Tuhan (Kejadian 1:26).
Untuk melihat sudah sejauh mana keberhasilan relasi hati bisa dilihat dari keterbukaan anak. Ketika anak menceritakan apapun yang terjadi dalam kehidupannya, bisa dikatakan relasi hati berhasil dibangun. “Seorang anak harus diberikan pandangan tentang tujuan hidup agar bisa memiliki gaya hidup yang baik. Kemudian ajarkan anak bersosialiasi minimal dari keluarga dulu baru keluar. Saat ini juga perlu diajarkan kegiatan-kegiatan positif yang menyenangkan anak misalnya berkegiatan bersama atau berolahraga bersama. Ajarkan juga anak masuk dalam pelayanan baik sosial maupun gerejawi,” paparnya. (Kontributor: LN)