Bandung – Gereja Kristen Pasundan (GKP) dalam acara Ngobrol Penuh Inspirasi Serius tapi Santai (Ngopi Sersan) yang disiarakan dalam kanal Youtube Sinode GKP, Senin (17/5/2021) berbicara tentang beragam cara yang dilakukan GKP di berbagai daerah dalam membangun kerukunan.
Dalam sambutan, Pembimas Kristen Jabar Suryaminda Sirait berharap acara ini bisa menambah wawasan dan pengalaman dalam membangun sikap toleransi sesama umat beragama.
Senada, Ketua FKUB Jabar HM Rafani Achyar menyambut baik acara yang digelar GKP. Ia mengajak semua umat beragama untuk dapat menumbuhkan sikap toleransi. “Pertama kita harus mengutamakan kerukunan intern dulu, kenapa? Karena tidak mungkin kita bisa membangun kerukunan dengan umat beragama lain kalau internnya tidak rukun. Setelah itu baru bangun kerukunan dengan umat beragama lain. Kemudian baru bangun kerukunan dengan pemerintah,” pesannya.
Perwakilan dari Majelis Sinode GKP Pdt. Daryatno mengungkapkan saat ini GKP sedang merancang program “Kampung Bhinneka” di GKP Kampung Sawah dan GKP Tamiyang untuk kerukunan antar umat beragama.
Para narasumber malam itu diisi oleh para perwakilan atau pendeta jemaat GKP seperti dari GKP Jemaat Kampung Sawah, Bogor, Dayeuhkolot, Tamiyang, Cawang dan Purwakarta.
Seperti Pdt. Cliff E. Kasakeyan dari GKP Dayeuhkolot. Ia menceritakan berbagai cara yang dilakukan jemaat dalam membangun kerukunan dengan masyarakat sekitar. Seperti melalui kegiatan sosial secara kontinyu serta berkala dan aktif menjalin komunikasi dengan masyarakat maupun pemerintahan setempat.
Pdt. Johanes Simanjuntak dari GKP Tamiyang, Indramayu mengungkapkan bila gerejanya terletak bersebelahan dengan masjid. Namun hal itu justru membuat gereja dengan masyarakat menjadi bersatu dan saling tolong menolong.
“Pada saat Idul Firti kita sudah sering menjaga parkir ketika saudara-saudara kami melakukan sholat ied. Jadi kami bantu rapiin (kendaaraan) dan jaga. Banyak anggota jemaat yang terlibat (bapak dan pemuda). Lalu pas ibadah Kenaikan kemarin, kami beribadah sore untuk menghormati mereka. Jadi kita atur supaya kita sama-sama enak,” ceritanya.
Pdt. Johanes mengatakan ketika Natal tiba, para umat muslim di daerah gerejanya juga balas menolong dengan menjaga parkiran kendaraan para jemaat yang beribadah. Selain itu sikap saling bantu juga dipraktikkan ketika ada warga kampung yang meninggal, maupun pembangunan rumah ibadah. “(misalnya ketika ada yang meninggal orang muslim) kami bantu menyiapkan makanan bagi para pelayat, menggali kubur, begitupun sebaliknya,” katanya.
Lain hal dengan Indra perwakilan dari GKP Purwakarta yang secara intens melakukan kegiatan bersama para Gusdurian. Disamping itu GKP Purwakarta juga membangun kebersamaan dengan lingkungan maupun pemerintahan setempat.