Barcelona – Gereja Santa Anna di Barcelona perlu mendapatkan apresiasi karena membuka pintunya untuk umat muslim di Barcelona untuk buka puasa dan melaksanakan salat tarawih.
Mulanya, kegiatan yang digagas Presiden Asosiasi Perempuan Maroko di Catalonia, Faouzia Chati ingin mengadakan acara. Namun karena adanya pembatasan berkumpul di tempat tertutup, membuat dirinya harus mencari tempat alternatif yang memiliki sirkulasi udara yang baik.
Apa yang menjadi kebimbangannya di dengar pemimpin Gereja Santa Anna, Pastor Peio Sanchez yang kemudian mengizinkan gereja digunakan untuk kegiatan Muslim. “Orang-orang sangat senang umat Islam bisa berbuka puasa di gereja Katolik, karena agama berfungsi untuk mempersatukan, bukan untuk memisahkan kita,” kata Chati.
Senada, Pastoe Peio mengatakan kehadiran Muslim di gereja sebagai lambang koeksistensi beragama. “Pertemuan agama bisa menjadi cara untuk menunjukkan koeksistensi sipil bahwa meskipun memiliki budaya yang berbeda, bahasa yang berbeda, agama yang berbeda, kami lebih mampu duduk dan berbicara daripada kebanyakan politisi, yang pada akhirnya lebih banyak berbicara tentang apa yang membedakan mereka, daripada apa yang bisa mempersatukan kita,” ungkapnya.
Di sisi lain, seorang jurnalis asal Maroko mengatakan setiap umat beragama sudah seharusnya menghormati umat beragama dan tempat beragama umat lainnya. “Seperti yang kami katakan sebelumnya, ini adalah gereja, gereja untuk Yesus, tetapi ini adalah rumah Tuhan seperti semua rumah-rumah Tuhan bagi agama-agama lain. Masjid atau gereja, semuanya adalah rumah Tuhan, dan inilah sebabnya kita harus sangat menghormati tempat-tempat ini karena itu adalah rumah Tuhan tempat doa kepada Yesus dilakukan,” paparnya.
Setiap malam setidaknya ada 50-60 muslim yang hadir di Gereja Santa Anna, mereka kebanyakan adalah tunawisma.
