Jakarta – Dalam surat yang dirilis Konferensi Waligereja Myanmar atau the Catholic Bishops Conference of Myanmar (CBCM), Jumat (11/6/2021) meminta pertikaian di Myanmar segera dihentikan. “Koridor kemanusiaan” merupakan desakan dari inti surat yang ditulis oleh Presiden CBCM Kardinal Charles Bo, sekretaris jenderal Uskup John Saw Yaw Han, dan 11 uskup lainnya.
Ada empat hal yang menjadi konsentrasi utama. Pertama, banyak warga sipil yang terperangkap dalam bentrokan kemudian meninggalkan rumah dan desa mereka untuk mencari perlindungan di tempat-tempat ibadah atau pergi ke hutan. Hal itu membuat banyak pengungsi kekurangan makanan dan kebutuhan dasar lainnya.
“Kelaparan orang-orang yang tidak bersalah adalah pengalaman yang paling menyayat hati. Ini adalah warga negara kita dan mereka memiliki hak dasar atas makanan dan keamanan. Kami memohon kepada semua untuk dengan baik hati mengizinkan koridor kemanusiaan menjangkau massa yang kelaparan di mana pun mereka berada,” isi dari surat tersebut.
Kedua, hentikan serangan ke rumah ibadah. CBCM meminta pihak terkait melindungi serta menghormati tempat-tempat ibadah. Sebab akhir-akhir ini ada begitu banyak tempat ibadah yang diserang. Hal tersebut melanggar norma-norma perlindungan internasional.
“Tolong patuhi norma-norma perlindungan internasional dimasa perang: gereja, pagoda, biara, masjid, kuil, sekolah, dan rumah sakit diakui sebagai tempat perlindungan netral selama konflik.”
Ketiga, meminta keuskupan di berbagai negara berdoa agar segera terjadi pemulihan di Myanmar. “Tidak ada yang memenangkan perang di negara ini. Adalah tugas kita untuk bekerja menuju perdamaian. Martabat manusia diberikan oleh Tuhan dan tidak ada kekerasan yang dapat meniadakan aspirasi manusia untuk martabat manusia.”
Keempat, meminta para pihak bekerjasama untuk menciptakan perdamaian yang abadi. Mereka mencatat bahwa 7 dekade terakhir Myanmar telah berada dalam konflik dan hal ini harus segera diakhiri.