
Sumatera Utara – Jalan Provinsi Lintas Siantar – Saribudolok berjarak kurang lebih 67 km banyak yang rusak parah. Seperti di wilayah Panombeian Panei sampai Panei Tongah, Raya Bayu sampai Goting Raya dan Sintaraya sampai Tiga Runggu.
Ini menyebabkan ketidaknyamanan bagi pengguna jalan dan durasi perjalanan yang seharusnya ditempuh 2 jam, menjadi 3 jam. Selain itu, rawan terjadi kecelakaan maupun kendaraaan rusak. Untuk mengindari resiko melewati jalan rusak, banyak pengguna memilih jalan alternatif, Siantar ke Saribudolok melalui Sidamanik, yang harus ditempuh lebih lama.
Pemandangan jalan yang rusak. Ini Jalan lintas provinsi. (Foto : Dok. GKPS)
Pemandangan itu melahirkan keprihatinan dan menggerakan Pendeta dan Penginjil Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) untuk melakukan aksi Gerakan Diakonia melalui gotong royong merawat jalan yang rusak dengan cara menyisipkan batu padas dan sirtu (batu pasir) ke jalan-jalan yang berlubang.
Adapun peserta Gerakan Pendeta-Penginjil Berdiakonia adalah seluruh Pendeta-Penginjil, Vikar Pendeta, Magang Pendeta, dan sebahagian Majelis Jemaat yang tergabung dari beberapa Distrik di GKPS, diantaranya GKPS Distrik I (Pematangsiantar), GKPS Distrik II (Pamatang Raya), GKPS Distrik III (Saribudolog), GKPS Distrik V (Tebing), GKPS Distrik IX (Sidamanik).
Untuk membiayai gerakan ini, khususnya persiapan dan berbagai kebutuhan untuk membeli batu padas dan sirtu (pasir batu), Pendeta-Penginjil dan seluruh simpatisan merogoh uang pribadi masing-masing.
Pelaksanaan Gerakan Pendeta-Penginjil Berdiakonia ini dilakukan di titik-titik kerusakan terparah sepanjang jalan lintas Sumatera dari Siantar-Seribudolog. Senin, 14 Juni 2021, di jalan lintas Sumatera sekitar Kecamatan Panombeian Panei dan Kecamatan Panei. Selasa, 15 Juni 2021, di jalan lintas Sumatera sekitar Kecamatan Raya (Raya Bayu) sampai Kecamatan Dolog Masagal (Gonting Raya). Rabu, 16 Juni 2021, di jalan lintas Sumatera sekitar Kecamatan Purba (Sinta Raya-Tigarunggu).
Pdt. Jhon Winsyah Raja Saragih selaku kordinator lapangan untuk Gerakan Diakonia ini menyebutkan, gerakan Pendeta-Penginjil Berdiakonia, lahir dari keprihatinan sosial terhadap kerusakan jalan di Kabupaten Simalungun, khususnya jalan lintas Sumatera dan telah memberikan dampak negatif bagi kehidupan masyarakat Simalungun.
Lewat Gerakan Diakonia ini, GKPS memberikan pesan kritik kepada pihak-pihak yang bertanggungjawab dan pesan edukasi kepada masyarakat untuk ikut bertanggung jawab dalam pemeliharaan-perbaikan jalan.
Selain itu, Gerakan Diakonia ini juga ingin “mendesak” kebun PTP IV Bah Jambi unit Marjandi agar segera memberikan solusi atas penanganan banjir yang sering terjadi di sekitar Panei Tongah, terkhusus saat musim hujan. Harapan ini disampaikan, karena disinyalir penyebab banjir di sekitar Panei Tongah, bersumber dari air yang meluap pada musim hujan dari perkebunan sawit milik PTP IV.
“Melalui Gerakan Diakonia merawat jalan ini diharapkan ke depan seluruh lapisan masyarakat mau memberikan perhatian terhadap pemeliharaan jalan. Demikian juga seluruh inter denominasi gereja yang ada di Kabupaten Simalungun, kiranya dapat terpanggil untuk terjun dan turun secara langsung bekerja sama dengan seluruh lapisan masyarakat dalam perbaikan jalan,”.
“Kewajiban ini harus dilakukan gereja sebagai perpanjangan tangan Kristus di dunia, yang harus terlibat dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat. Para Pendeta-Penginjil, tidak hanya menyampaikan khotbah di mimbar-mimbar gereja, tetapi juga di mimbar kehidupan nyata para jemaatnya,”.
Menurut Pdt. Jhon Winsyah Raja Saragih, gerakan Berdiakonia gotong royong merawat jalan tidak hanya sampai di sini saja, akan ada tahap kedua yang direncanakan dalam bentuk gerakan yang lebih besar dan luas melibatkan melibatkan seluruh pihak masyarakat dan gereja yang ada di Kabupaten Simalungun.