Jakarta – House of One (Churmosquagogue) atau sebuah rumah ibadah 3 agama dalam satu atap di Berlin, Jerman akhirnya akan segera direalisasikan. Peletakan batu pertama akan dilakukan 27 Mei mendatang dengan masa pembangunan diperkirakan akan memakan waktu hingga 4 tahun.
Dihimpun dari berbagai sumber, dalam House of One akan terdapat gereja, masjid dan sinagoga (tempat ibadah kaum Yahudi).
Adalah Kuehn Malvezzi seorang arsitek Berlin yang mendesain House of One yang berada di atas Gereja St Peter di Petriplatz yang sempat rusak akibat Perang Dunia II dan dihancurkan tahun 1964.
Dikabarkan, gedung yang disebut-sebut sebagai menjadi simbol dialog dan kerjasama lintas agama ini menghabiskan biaya 47 juta euro atau sekitar Rp 806 miliar. Pemerintah Berlin pun memberikan dukungan senilai 30 juta Euro ditambah donasi dan penggalanan dana.
House of One yang digagas oleh tiga pemuka agama yaitu Pendeta Gregor Hohberg, Rabbi Andreas Nachama dan seorang imam Muslim, Kadir Sanci.
Menurut Pendeta Gregor Hohberg ide membangun House of One datang setelah ia menemukan reruntuhan gereja pertama Berlin. House of One juga dimaksudkan untuk menunjukkan pada dunia ada perdamaian yang mungkin terjadi di antara apa yang disebut “Tradisi Abrahamik” di dunia.
Kemudian, Pendeta Gregor Hohberg ingin menghormati sejarah tempat itu dengan gedung baru tetapi tidak hanya dibangun gereja. Dengan dukungan parokinya, Hohberg mencari mitra Yahudi dan Muslim hingga bertemu dengan Rabbi Andreas Nachama (mantan rabbi untuk sinagoga militer Amerika di barat daya Berlin) serta Imam Kadir Sanci dari Forum Dialog Antar Budaya.
Hohberg mengatakan, fokusnya adalah pada kebersamaan, menghabiskan waktu bersama, belajar bersama, dan bekerja sama dalam proyek konstruksi besar. “Dan dengan bekerja sama dalam proyek konstruksi besar, kamu belajar banyak tentang orang melalui itu,” ujar Hohberg.