Murah senyum, kesan itu yang terlihat dari sosok seorang pendeta jemaat di GKJ Nehemia, Pdt. Lusindo Tobing. Di tengah kesibukannya berkhotbah rupanya baru-baru ini pendeta kelahiran 12 Februari 1973 ini juga aktif menciptakan lagu rohani.
Pendeta berdarah Batak ini bersyukur Tuhan memberikan kesempatan untuk bisa menciptakan lagu rohani. Menurutnya, kerinduan tersebut sudah ada sejak dirinya masih aktif kuliah di STT Jakarta (Sekarang STFT Jakarta).
“Dulu saya tumbuh di vocal grup. Juga saya ngajar gitar dan vocal grup. Itu saya lakukan sambil kuliah di STT Jakarta. (Mungkin) itu yang membentuk (jiwa seni) saya,” ungkap suami dari Krisna Pareti ini.
Di sisi lain, pandemi diakui Pdt. Lusindo juga menjadi pemicu kreativitasnya dalam menciptakan lagu. “Jadi pantulan makin kuat ketika pandemi dan menyadarkan (kerinduan) saya untuk menciptakan lagu,” paparnya.
Menurutnya, menciptakan lagu merupakan cara untuk memaksimalkan potensi yang Tuhan telah berikan lewat sebuah karya. “Saya juga pengen menghasilkan karya yang bisa berdampak dan dinikmati. Saya ingin berkarya dan bisa menambah pencerahan bagi orang,” paparnya.
Bang Dodo, begitu ia biasa disapa menjelaskan inspirasi dalam menciptakan sebuah lagu datang dari kehidupan dan rutinitas yang biasa ia jalani sehari-hari. Terkadang juga inspirasi datang dari pergumulan dari jemaat yang ia layani.
“Yang pertama tentu dari Tuhan. Kemudian (inspirasi) datang dari pergumulan batin dalam menyiapkan khotbah juga kehidupan yang saya jalani. Inspirasi jua memantul dari jemaat yang saya layani di pengembalaan,” jelasnya.
Setiap kali mendapatkan inspirasi, Bang Dodo biasanya langsung mencatat lirik dan nada yang saat itu terlintas di kepalanya. “Semua teks (lirik) saya ambil dari firman dan kalimat-kalimat puitis. Kadang ketukan suara rintik hujan, suara knalpot hingga bunyi sein mobil, bisa menjadi inspirasi nada untuk lagu yang saya ciptakan,” ungkapnya.
Salah satu lagu yang menurutnya memiliki pesan yang mendalam adalah “Kupercarya Dia Terbaik.” Lagu ini tercipta karena melihat pergumulan jemaat selama masa pandemi Covid-19. “Lagu ini untuk memberikan semangat bagi yang galau karena ditinggalkan. Juga sebagai penguatan bagi yang sedang berduka,” kata ayah 2 orang anak ini.
Sampai saat ini kurang lebih sudah ada 13 lagu rohani yang sudah diciptakan dan dipublish melalui Youtube Channel Lusindo Tobing. Kedepan, doanya hanya satu yaitu Tuhan terus memakainya terus berkarya lewat pelayanan yang ia lakukan.