Jakarta – Desember 2020 sampai Januari 2021, menjadi hari – hari yang sulit dilupakan Pdt. Aling Darma, M. Th serta keluarga.
Pasalnya, waktu itu, Pdt. Aling Darma dan keluarga sedang berjuang lolos dan berharap pertolongan Tuhan untuk keluar dari cengkraman paparan Covid-19.
“Saya sedang dalam pergumulan yang berat waktu itu. Puji Tuhan, mujizat itu masih ada. Tuhan masih memberikan kesempatan dan kepercayaan buat saya untuk mengerjakan rencana – rencanaNya,”ceritanya.
Pdt. Aling Darma terkonfirmasi positif Covid-19, diketahui dari gejala awal. Pada 12 – 16 Desember 2020, tubuhnya begitu lemah.
“Awalnya saya berpikir kelelahan karena berbagai kegiatan yang dilakukan. Saat itu saya Saya coba beristirahat tetapi tidak bisa beristirahtat dengan sempurna karna ada perasaan ketidak nyamanan, lelah, lemah dan tidak bisa tidur”ungkapnya.
Pada 17 Desember, Pdt. Aling Darma, kaget karena tiba – tiba indera penciuman dan perasanya mati rasa. Semua jenis makanan tidak ada rasa apapun.
Melihat gejala – gejala yang dialaminya, Pdt. Aling Darma, mulai berpikir Cobid-19. Apalagi dirasakannya, tubuhnya semacam mengalami demam yang mirip tifus.
Ditengah perasaan dan pikiriannya “dihantui” Covid-19 karena memang diawal – awal Desember banyak kegiatan bertemu dengan orang. Pdt. Aling Darma, memutuskan untuk mendapatkan kepastian dengan melakukan tes PCR pada 21 Desember.
Tidak menunggu lama, keluarlah hasil PCR, Pdt. Aling Darma, yang terkonfirmasi positif terjangkit Covid-19.
Pria yang mengembalakanJemaat GBI Kedaung Wetan dan GBI Ampelona itu, kesehatannya makin menurun dengan merasakan sesak nafas. Untuk itu pada 22 Desember langsung dirawat di salah satu rumah sakit.
“Tetapi saya tidak terlalu gelisah karna saya tahu memang saya akan menghadapi seperti ini,”katanya.
Setelah dirawat, kesehatan pria kelahiran Telukbetung, 17 Desember 1963 ini makin menurun. Pada 25 Desember 2020, mendapatkan perawatan ekstra di ruang Intensive Care Unit (ICU).
“Pada saat itu sungguh keadaan yang sangat tidak nyaman. Dari dalam lubang hidung saya di tekan dengan ogsigen yang begitu banyak sekali,”paparnya.
Saat – saat di ICU, Pdt. Aling Darma, merasakan ada lawatan Tuhan. “Saat itu Saya merasakan Tuhan itu dekat dengan saya. Dan Saya memperkatakan Mazmur 23. Saat itu saya merasakan segar sekali,”katanya.
Berkat pertolongan Tuhan dan mujizat itu masih ada, suami Ester Trivena ini pada 3 Januari 2021 dipindahkan ke ruangan pemulihan dan 17 Januari 2021 dinyatakan negatif Covid-19.
Dosen S1, Sekolah Tinggi Teologia (STT) Rahmat Emanuel Ministry (REM), benar – benar merasakan mujizat. Biasanya orang – orang yang usianya di atas 50 an, sulit lolos dari paparan Covid-19.
Lewat pengalamannya terpapar Covid-19, Ayah dari Jordan Canggayuda, menghimbau terhadap seluruh masyarakat untuk jangan meremehkan Covid-19. Harus menareapkan protokol kesehatan yang ketat.
“Karna itu, saya mengajak kita hindari keramaiaan, termasuk makan bersama, kita hindari pertemuan dalam ruanag yang tertutup lebih dari 1 jam. Dalam pertemuan dengan orang harus jaga jarak, gunakan masker, sering cuci tangan,”ujarnya.
Pdt. Aling Darma meminta bila ada keluarga yang terpapar Covid-19, jangan memandangnya sebagai pembawa virus dan lain – lain.
“Marilah kita pandang saudara kita yang terpapar adalah korban. Kita melindungi mereka semua dengan melindungi saudara kita yang terpapar. Kita memberikan ketenangan,”tegasnya.