
Toraja – Setiap orang tua tentu mengharapkan anaknya bisa memperoleh kesuksesan dimasa mendatang. Namun, praktiknya ada banyak orang tua yang justru memaksakan kehendak sehingga anak tidak dapat berkembang sesuai dengan bakat dan minatnya.
Sinode Gereja Toraja bersama Sobat Peduli dan beberapa gerakan yang peduli terhadap anak menggelar webinar dengan tema “Menjadi Ortu & Anak yang Memahami Minat & Bakat Demi Masa Depan” melalui kanal Youtube resmi Sinode Gereja Toraja, Minggu (9/5/2021).
Hadir sebagai pembicara Psikolog sekaligus Konselor Berbagi Hati, Eva C Paranoan, Psikolog sekaligus Trainer Sobat Peduli Natasya Dotulang dan dipandu moderator seorang Konselor sekaligus Trainer Sobat Peduli Bunga K Kobong. Kedua Narasumber adalah individu yang sangat peduli pada “wellbeing” anak dan keluarga serta pengembangan sumber daya manusia (SDM) Toraja.
Pada kesempatan pertama, Eva lebih banyak menceritakan berbagai pengalamannya sebagai psikolog di kota Toraja. Seperti ketika tahun 2015/2016 saat pertama kali terlibat dalam pelayanan menjadi psikolog di Toraja. Saat itu dirinya cukup kaget karena yang menjadi pasiennya justru kebanyakan anak-anak, dibanding orang tua.
“Mereka bercerita tentang minat bakat apa yang harus mereka kenali. Anak-anak juga bercerita orang tuanya masih sering memaksakan kehendak, misalnya dalam urusan memiliki sekolah.”
Sementara itu, pada kesempatan kedua, Natasya menjelaskan bahwa minat adalah sumber motivasi yang dapat mendorong anak-anak melakukan apa yang mereka senangi. Sedangkan bakat adalah kemampuan khusus yang dimiliki masing-masing orang.
“Minat sangat berperan penting karena mempengaruhi kita dalam pekerjaan dimasa depan. Sebab ketika minatnya esuai dengan pekerjaannya, dia akan merasa lebih bahagia,” ungkapnya.
Natasya meminta agar para orang tua benar-benar memperhatikan tumbuh kembang anak supaya bisa melihat bakat dan minat yang dimiliki sang anak. Sejak dini artinya sejak anak masih berusia sekecil mungkin. “Disebut dini karena supaya orang tua memiliki waktu lebih banyak untuk bisa mengenali dan mengasah bakat dan minat anak,” jelasnya.
Natasya membeberkan beberapa hal yang bisa dilakukan para orang tua untuk bisa mengetahui bakat dan minat anak. Pertama, observasi. Observasi bisa dilakukan dengan melihat kegiatan atau aktivitas apa yang biasanya dilakukan anak ketika sedang mengisi waktu luang.
Kedua, melihat barang-barang yang sering dikoleksi anak. Ketiga, perhatikan pertanyaan-pertanyaan yang sering ditanyakan anak secara spontan. “Orang tua juga bisa mengajak anak bertanya atau berdiskusi tentang apa yang disukai anak. Soal bahasanya bisa disesuaikan dengan umur dari sang anak,” tuturnya.
Bila masih merasa agak kesulitan, kata Natasya, orang tua bisa membawa anak ke psikolog untuk mengikuti tes bakat dan minat.
Lebih jauh, setelah mengetahui bakat dan minat anak, hal yang perlu dilakukan oleh orang tua adalah menerima minat dari sang anak. “Terima minat sang anak sekalipun berbeda dengan keinginan dari orang tua. Yang harus kita pikirkan adalah ketika kita sudah tahu minat bakat anak dan mau mendukung sehingga minat bakatnya jadi berkilau, percayalah dukungan kita akan membuat dia mengoptimalkan kemampuan sang anak ke depan,” pesannya.