Jakarta – Rancangan yang tersusun di dalam pikiran; gagasan; cita-cita atau yang sederhana sering disebut orang Ide, sudah menyatu dan mengalir dalam tubuh gembala Sidang Gereja Kristen Bersinar EL BETHEL Kelapa Gading, Pdt. Tony Mulia.
Ada banyak Ide yang berhubungan dengan doa, telah dilahirkan pria kelahiran Sukabumi, 6 November 1955 ini. Yang masih segar diingatan banyak umat Kristiani, khususnya yang hidup dan bergaul dalam pelayanan Doa, adalah Penyembahan dan Doa 24 Jam selama 40 hari, dengan mengusung tema “Tahta-Nya”.
PS Ruth dan pendoa dari singapura serta Indonesia sedang berdoa bersama dalam Global Prayer 247
Tidak heran, dari ide-ide yang dilahirkan suami dari Evi Jonaso ini menginspirasi para pelaku Gerakan doa di Indonesia, bahkan sampai ke bangsa-bangsa. Baru – baru ini, para pelaku Gerakan doa di negara tetangga, Malaysia yang tergabung dalam Malaysia United Fire Wall (MUFW) menggelar doa, diikuti Singapura dan Vietnam serta bangsa-bangsa lain.
Karena kegiatan doa antar satu negara dengan negara lainnya ada kesamaan, lagi-lagi terinspirasi dari Pujian, Penyembahan dan Doa 24 jam selama 40 hari (24/40), para pelaku Gerakan doa bersepakat menggelar Global Prayer 247 Praise and Worship selama 61 hari, yang dimulai 7 Juli 2021, dan rencananya akan berakhir di 5 September 2021.
“Kami berencana hanya satu minggu saja. Tetapi ada respon positif dari umat Tuhan di Malaysia, acara kami perpanjang 2 minggu, berlanjut 21 hari dan akhirnya menjadi 50 hari, kami selesai 18 Juli 2021,”cerita Ps. Ruth salah mewakili MUFH lewat aplikasi zoom, Sabtu 24 Juli 2021 ditemani Pdt. Tony Mulia dan Hanny Setiawan, Vesty Niaz dan Dewi.
Suasana doa di Global Prayer 247
Ditambahkannya, terlibatnya beberapa negara berdoa bersama tidak lepas dari pergumulan yang sama. Awal Juli, terjadilah komunikasi dengan Singapure dan Indonesia (dalam hal ini Pendeta Tony Mulia) serta Taiwan.“Lahirlah kerinduan untuk melakukan doa selama 61 hari bertajuk ‘Global Prayer 247 Praise and Worship” dari tanggal 7 Juli–5 September 2021,” katanya.
Ps. Ruth mengajak melalui Global Prayer umat Kristen tidak lagi berfokus pada pandemi, kekurangan keuangan, ketakutan dan kematian tetapi memuliakan Tuhan sang sumber segalanya. “Tuhan memanggil kita untuk mencari DIA dan mengerti kehendak-Nya. Untuk bersama-sama mencari wajah Tuhan, menyembah Tuhan, mempersiapkan jalan bagi Raja kemuliaan, berpuasa dan berdoa serta bertobat dengan satu hati, “ ajaknya dengan mengutip Firman Tuhan di 2 Tawarikh 7:13-14).
Bila umat Tuhan berdoa bersama, ini akan menjadi waktu kebangkitan rohani dan akan terjadi perubahan di bangsa-bangsa. “Saatnya kita memohon belas kasihan Tuhan, bukan menengok pada persoalan, termasuk Covid-19,”tegasnya dan mengutip Firman Tuhan Mazmur 24:7-10.
Pdt. Tony Mulia mewakili Indonesia dalam kegerakan doa ini menambahkan, “Global Prayer 247” dibagi menjadi dua kegiatan. Tanggal 7 Juli sampai 15 Agustus diisi dengan doa dan puasa, sedangkan tanggal 7 Juli sampai 5 September diisi dengan doa, pujian dan penyembahan.
Pdt. Tony Mulia
Alumni STE Bethel Petamburan, WABC Perth — Australia, dan juga STT IKAT untuk mendapatkan gelar S2 dan S3-nya ini mengungkapkan Global Prayer ini diadakan bukan oleh sinode atau organisasi Kristen tertentu, melainkan inisiatif para hamba Tuhan dan pendoa di tiga negara.
“Karena persoalan ini global, maka kita memerlukan negara-negara lain untuk bersama-sama berdiri dihadapan Tuhan,” katanya.
Para pendoa di Indonesia juga bersatu hati dengan pendoa-pendoa di Malaysia, Singapura dan Vietnam di Global Prayer 247
Ayah dari Nathalia Suci Mulia, Bisa Mulia dan Bhara Mulia ini mengajak umat Kristen khususnya gereja untuk bisa terlibat dalam kegerakan ini dengan mengambil slot mulai 7 Juli sampai 15 Agustus 2021. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Vesty di 0812-1098-5680 atau Anto 0877-8304-9457.